Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Monday, October 19, 2015

TRAVELLING TOGETHER WILL EXPLAIN WHO YOU ARE

Some people doesn't know how to understand each other. In some cases, we'll wrong in understanding. We're fast in judging people and said they're kind, polite, patient and sometimes we fooled. Every person has some hiding characters. We'll know that if we always beside him/her. We'll know that too if they tell us freely. But, it's world guys. Everybody will hide their bad characters.

When travelling, we'll know any others character easily. Travelling makes people tired, happy and sometimes sad. We'll get more expression when we travelled and usually, we'll described it to another. I often travelling with my friends... From that vacation, I'll found many characters behind them. It's start from how to choose hotel, destination, transportation and way to spend our time.

Some of them are easy going, but there're more difficult too. An easy going will spend their time with nothing to loose. A difficult person will spend their time with a rush opinion and judging people. Sometimes they'll judge you too. I don't like this one frankly. Before you choose a trustworthy person, you can travel with them. I can say like that because you'll find another side of them when you're spend your time together in a long way.

Try to travel with them in difficult area and difficult activities. You can backpacker or hiking, maybe. In backpacker, you'll find sincerity and trusty reaction of your friends. You'll know who is your besties or not. You'll know who is your loyal friend or not. You'll found many things when you travelling.

Monday, July 13, 2015

Dunia dan Pembangunan Berkelanjutan



Gejolak dunia untuk terus berkembang merupakan sebuah hukum alam yang pasti. Semua aktifitas pembangunan di dunia terjadi karena adanya kebutuhan dan perkembangan populasi dunia. Dari hasil perhitungan World Population Clock di tahun 2014 saja jumlah penduduk dunia telah mencapai 7 milyar orang dengan perbandingan antara tingkat kematian dan kehidupan sebesar 41%. Dari angka ini terlihat bahwa saat ini pertumbuhan populasi manusia (perbandingan antara kehidupan dan kematian) belum mencapai angka seimbang, 0%. Pertumbuhan penduduk dunia sebenarnya bukan merupakan masalah utama, di sisi lain masih banyak terdapat masalah lanjutan dari pertumbuhan populasi manusia ini. Krisis air, pangan dan energi merupakan sebuah fenomena besar yang mungkin saat ini tengah dihadapi sebagian besar negara berkembang di dunia. Sekitar 90% hasil agrikultur di Nigeria berasal dari ladang-ladang kecil yang tidak efisien sehingga hampir 91 juta jiwa penduduk di negara ini mengalami krisis pangan (www. Washingtonpost.com).
Menurut Proffesor A. K. Biswas dari United Nations Human Development, krisis ini tidak hanya disebabkan oleh adanya kelangkaan melainkan juga dipicu oleh mismanagement. Dalam tulisannya yang berjudul Institutonalising Sustanable Development, Mona Sahlin mengatakan bahwa jika setiap orang menggunakan energi dan sumber daya alam sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang di dunia Barat, pastilah kita membutuhkan tiga dunia untuk mencukupinya. Oleh karena itu pentingnya ilmu management dalam pembangunan pengelolaan kota. Pembangunan yang berkelanjutan mengharuskan setiap individu mampu menciptakan keseimbangan hubungan antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Keseimbangan yang dimaksud saat ini bukan hanya seimbang secara kuantitas saja, melainkan lebih dari itu.
Tidak adanya sistem pembangunan yang berkelanjutan lambat laun akan meningkatkan gap antara si miskin dan si kaya. Seperti saat ini, di beberapa negara ada yang mengalami pelimpahan sumber daya seperti air. Namun di negara lain, air merupakan sebuah sumber daya yang sangat sulit untuk diperoleh. Khususnya di negara-negara Afrika, krisis air ini menjadi sebuah masalah yang dihadapi oleh beberapa daerah sehingga secara lansung sistem sanitasi di daerah ini memiliki kualitas yang buruk. Saat ini sekitar 1,8 juta anak di dunia meninggal setiap tahunnya karena adanya masalah krisis air bersih dan rendahnya sistem sanitasi yang ada. Kesenjangan sumber daya ini terjadi karena tidak seimbangnya perkembangan teknologi dan ekonomi antar satu daerah dengan daerah lainnya.
Teknologi dan ekonomi yang berkembang menuntut pertumbuhan konsumsi dari wilayah tersebut. Lihat saja India dan China sebagai contoh dari negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, peningkatan kebutuhan energi dan pencemaran di wilayah ini juga meningkat. Selain pertumbuhan ekonomi, ternyata perkembangan teknologi juga turut memacu kerusakan lingkungan seperti yang terjadi saat ini. Sekitar 200 tahun yang lalu, bahan bakar fosil menjadi sebuah temuan yang dapat meningkatkan kemajuan revolusi industri di beberapa negara. Setiap wilayah mulai berbondong-bondong menggunakan temuan ini hingga akhirnya terjadi peningkatan gas CO2 di udara.
Benar kata pepatah bahwa segala hal yang berlebihan tidaklah baik, kelebihan gas CO2 inipun menyebabkan sebuah masalah besar yang saat ini tengah melanda iklim dunia, yaitu pemanasan global. Pemanasan global bukan hanya menjadi permasalahan lingkungan, melainkan permasalahan sosial karena fenomena ini telah merubah aktivitas sosial masyarakat. Pemanasan global telah meningkatkan pola konsumsi masyarakat sehingga penggunaan teknologi semakin ditingkatkan. Embel-embel penggunaan teknologi canggih telah menarik perhatian dunia dimana sebagian besar diantaranya menyisakan polusi bagi lingkungan.

Tuesday, March 24, 2015

You're Precious

Ketika melihat keadaan sekitar, terkadang ada terbesit di benak kita pengandaian-pengandaian atas keadaan.
Seandainya saya begini, seandainya saya begitu, seandainya saya adalah seorang... Seandainya saya berasal dari.... Tentunya masih banyak lagi pengandaian-pengandaian yang terkadang terlintas di benak kita.

Tidak terhitung.

Namun, untuk selalu bersyukur, adakalanya pengandaian-pengandaian tersebut perlu kita hapuskan untuk sementara.

Mulailah berdiri di kaki sendiri, melihat diri secara lebih dalam dan bersyukurlah.
Ketahuilah bahwa kita semua adalah sosok yang spesial dan berharga.
Setidaknya bagi orang tua kita sendiri.

Di dunia ini, tidak ada hal yang sia-sia yang diciptakan-Nya.

Meskipun itu nyamuk sekalipun. Pasti ada gunanya.

Jika engkau bukan seorang pembesar di negeri ini, berbesar hatilah karena hakikatnya tanpamu tidak akan ada pembesar-pembesar itu. Bayangkan saja jika semua orang sama rata. Betapa membosankannya hidup ini.

Jika engkau bukan seorang yang kaya raya, bersyukurlah karena belum tentu kekayaan yang dimiliki orang lain bermanfaat dan membawa kebahagiaan hakiki bagi diri mereka. Ya... Tentunya kehidupan mengharuskan kita untuk memiliki harta, namun terkadang harta menjadikan seseorang menjadi kurang bersyukur, menggampangkan suatu materi maupun urusan.

Jika engkau bukan seorang yang cendekia, maka bersabarlah. Terkadang pemahaman-pemahaman baik tidak hanya berasal dari jenjang pendidikan tinggi yang engkau dapatkan. Jenjang pendidikan yang tinggi tidak serta merta menjadikanmu seseorang yang dijamin berhasil mendidik orang-orang yang engkau sayangi (anakmu - jika kamu sudah memiliki anak). Sesungguhnya keberhasilan yang engkau miliki saat ini adalah keberhasilan dari orang tuamu. Maka belum tentu seseorang yang tidak pernah mengecap jenjang pendidikan sarjana dikatakan tidak cendekia jika pencapaian hidup yang ia peroleh sama dengan pencapaian hidup yang diperoleh oleh seorang Professor.
Pencapaian hidup di sini bukan hanya berarti pada limpahan harta maupun jabatan tinggi yang diperoleh.
Sejatinya, keberhasilan hakiki dari orang tua adalah anak-anaknya. Maka, pencapaian hidup yang sangat berarti menurut pemahaman saya adalah seberapa cemerlang seorang Ibu/Ayah dalam membimbing anak-anaknya menuju keberhasilan.

Maka, dalam tulisan jelang malam saya saat ini, saya hendak berpesan untuk "Janganlah kita berkecil hati tentang siapa, apa dan darimana kita berasal". Sesungguhnya kehidupan ini masih teramat panjang untuk membuktikan keberhasilan.

Tidaklah benar untuk kita berkecil hati karena kita semua sangat berharga.
Jika kita sudah menua, tentunya pilihan pencapaian kita hanya tersisa dalam hal membimbing anak-anak kita.
Namun, jika kita masih muda, tentunya ada satu pilihan kesuksesan diri yang wajib kita insyafi.
Pilihan hidup ada pada kita. Inginkah kita berharga bagi sesama, bagi bangsa dan negara?



Tulisan ini sejatinya didedikasikan kepada para orang tua yang telah sukses mendidik anak-anaknya untuk menjadi cemerlang seperti bintang dan untuk anak-anak yang bersedia menaikkan derajat orang tuanya beribu-ribu kali lipat atas keberhasilan yang diperolehnya.
Tapi, secara spesial tulisan ini saya dedikasikan untuk Mama Yusni dan Papa Asri yang sudah membimbing, menyayangi dan memberikan segalanya sejak saya masih berada di negeri antah berantah. :)

Entri Populer