Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Tuesday, November 18, 2014

Professional vs Subjectiver

Dalam postingan kali ini saya coba angkat tema yang rada 'serius' sedikit tentang menjadi Professional dan menjadi seorang yang Subjectiver. Oke, ini berdasarkan sudut pandang saya sebagai seorang pengamat kehidupan sehari-hari. Oke, kita mulai dengan hasil pengamatan saya.

Kehidupan seorang Professional, sebutlah Bos X.

Si bos X ini merupakan seseorang yang sangat berpengaruh di bidangnya. Semua orang hormat kepadanya. Tipikal bos ini biasanya sangat menghargai prosedur dan proses yang ada sehingga ia dipercaya untuk memangku sebagian besar jabatan. Bos ini tidak terlalu jenius, namun selalu memilih seseorang berdasarkan kemampuannya. Beliau tidak pernah memilih seseorang berdasarkan perasaan atau hukum 'terima kasih'. Jika seseorang beliau anggap tidak kompeten, ya siap-siap saja langsung di'cut' olehnya. Alhasil, entah kenapa bos ini selalu dihormati oleh bawahannya. Tidak pernah ada kata-kata yang melecehkan keluar dari mulut bawahannya untuk bos ini (meskipun itu di belakangnya).

Kehidupan seorang Subjectiver, sebutlah Bos Y.

Saya tidak tahu bagaimana menyebutkan seseorang yang memilih orang lain berlandaskan subjektivitas. Nah, Si Bos ini merupakan orang yang superior di bidangnya. Beliau juga dihargai oleh banyak orang. Bos ini sama hebatnya dengan Bos X dengan sejumlah kepercayaan yang diberikan kepadanya. Hanya saja, satu kesalahan yang pernah dibuatnya, yakni terkadang beliau memilih orang berdasarkan keinginan dirinya secara pribadi. Entah mengapa si bos ini tidak dapat melihat potensi yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal sehingga kebanyakan bawahan yang memiliki potensi yang sangat bagus menurut saya pergi meninggalkan bos ini. Dan ternyata, di belakang bos ini, si bawahan yang dipilih secara langsung dan sangat disukai oleh beliau ditengarai memiliki sikap yang tidak hormat kepada beliau.

Hmm....
Berdasarkan tulisan tersebut, maka sebagai bawahan dan atasan kita dituntut untuk menjadi seorang yang Professional karena sikap ini akan membawa kita kepada keberhasilan dan keberkahan. Untuk menjadi professional kita perlu memiliki hal-hal di bawah ini:

1) Competence
2) Reliability
3) Honesty
4) Integrity
5) Respect for others
6) Self upgrading
7) Being positive
8) Supporting others
9) Staying work - focused
10) Listening carefully

So, intinya di tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan hendaknya kita mencoba untuk menjadi PROFESSIONAL... Postingan ini no offense, jadi jangan merasa tersinggung bagi yang merasa belum professional. Toh saya juga masih belajar kok.

Entri Populer