Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Friday, May 23, 2014

Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)

Well, di pagi-pagi buta seperti ini entah kenapa saya jadi teringat ajaran dari drg. Theodorus Hedwin Kadrianto yang 12 April lalu sempat memberikan ilmu terkait Basic Life Support.

Oke, meskipun saya bukan anak kesehatan (Kedokteran/Keperawatan/Kesehatan Masyarakat), izinkan saya menyampaikan sedikit ilmu tentang BSL (Basic Life Support). Tentu teman-teman yang dari jurusan kesehatan tahu jelas apa yang dinamakan BSL ini.
BSL merupakan suatu usaha untuk mempertahankan A - B - C (Airway, Breathing and Circulation). Jadi, kalau seandainya kalian dihadapkan pada suatu kasus dimana tiba-tiba ada orang pingsan dan tidak sadarkan diri, kalian bisa menerapkan ilmu ini. Tentunya kalau sudah yakin dapat menolongnya, ya.
BSL adalah metode yang dilakukan tanpa menggunakan peralatan apapun dan dapat dilakukan oleh semua orang dewasa awam (non-medis). Di luar negeri, pelatihan terkait BSL ini wajib diketahui oleh semua warga negara. Ilmu BSL ini adalah ilmu dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Bagi kita-kita yang non-medis (karyawan, engineer, writer, pengusaha, dan semuanya), tentunya juga wajib mempelajari teknik BSL dengan baik dan benar.

Berikut adalah tahapan yang harus dilakukan dalam BSL.
1. Safety. Tempatkan korban di tempat yang aman seperti pinggir jalan raya.
2. Talk to the patient. Panggil pasien dengan suara keras di telinganya. Goyangkan bahu pasien. Bila pasien bisa berbicara, berarti pernafasan baik. Nah, penting diperhatikan:
   - Pastikan pasien mendapat pertolongan lebih lanjut
   - Tanyakan apa yang terjadi
   - Bantulah mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan pasien
   - Periksa secara berkala untuk meyakinkan pasien baik-baik saja
   Bila pasien tidak merespon sama sekali, SHOUT FOR HELP !!!
3. Airway
   - Posisikan pasien telentang di atas alas keras, seperti lantai.
   - HEAD TILT and CHIN LIFT (dongakkan kepala dengan satu tangan, letakkan di dahi dan buka dagu dengan jari tangan yang lain)
   - Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas dengan menaikkan lidah yang menutupi jalan nafas.
4. Breathing
   - LOOK, LISTEN, FEEL (sambil tetap head tilt and chin lift)
   - Tempatkan telinga di atas mulut dan hidung pasien dengan mata melihat dada pasien
   - LOOK, apakah dada terlihat naik turun (bernafas)?
   - LISTEN, dengarkan bunyi nafas
   - FEEL, apakah terasa hembusan nafas di pipi kita?
   - Maksimal selama 10 detik untuk LOOK, LISTEN, FEEL
   - Bila ragu-ragu, anggap pernafasan tidak normal
   - Bila pernafasan normal, maka lakukan RECOVERY POSITION
   - Bila pasien tidak bernafas, TELPON AMBULANS SEGERA dan lanjutkan dengan  CPR

Nah, apa itu CPR?

CPR adalah Cardio Pulmonary Resuscitation atau dalam bahasa Indonesia-nya RJP = Resusitasi Jantung Paru, adapun caranya:
1. Berlutut di samping pasien.
2. Tempatkan pangkal tangan kanan di tulang dada bagian bawah.
3. Tempatkan telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan, lalu kaitkan jari tangan kiri-kanan.
Penting: Jangan memberikan tekanan pada tulang rusuk, perut bagian atas, atau ujung tulang dada bawah. Pusatkan tekanan pada pangkal tangan.
4. Dengan lengan lurus (siku jangan ditekuk), berikan tekanan pada tulang dada bagian bawah, sampai tertekan 5-6 cm ke bawah. Bahu kita lurus di atas dada pasien.
5. Setelah 1 kali kompresi, lepaskan tekanan, tapi tangan harus tetap berkontak. Lakukan kompresi selama 100-120 kali per menit dengan ritme yang sama.
6. Setelah 30 kali kompresi, buka lagi jalan nafas dengan HEAD TILT dan CHIN LIFT.
7. Pangkal tangan mendongakkan dahi pasien, sedangkan jempol dan telunjuk menutup hidung.
8. Tangan lain membuka dagu.
9. Tarik nafas, lalu tempatkan mulut di sekitar mulut pasien, tidak boleh ada ruang terbuka di antaranya.
10. Tiupkan nafas sambil melihat apakah dada naik selama 1 detik. Tunggu 1 detik sebelum beri nafas kedua.
11. Total waktu untuk 2 kali nafas adalah 5 detik.
12. Segera lanjutkan kompresi kembali. Jangan ada penundaan. Kompresi :  nafas = 30 : 2.
13. Jangan ada interupsi terhadap CPR.

Tips:
* Akan lebih baik CPR dilakukan oleh 2 orang, 1 orang yang bertugas kompresi dan yang lainnya memberikan nafas.

Oke, begitulah teknik CPR secara ringkas. Agar lebih jelas mungkin teman-teman bisa lihat video-nya di Youtube. ^_^

Kita semua adalah saudara, maka jangan segan untuk saling membantu jika ada orang yang tiba-tiba dilanda petaka. Manusia yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi sesama...





Tuesday, May 20, 2014

Surat dari Ibu untuk Salo



23 Mantani 13101
Hidupku bersama Solomon terasa sangat bahagia. Hari ini lahir anak pertamaku. Bayi ini kami beri nama Tugev. Tugev adalah seorang bayi laki-laki bermata biru dengan kulit yang cerah. Rambutnya sedikit pirang seperti ayahku. Aku harapkan Tugev menjadi anak yang kuat dan dapat melindungi kami.

1 Seura 13101
Tugev masih saja belum sembuh. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sesaat Tugev kejang-kejang dan mata birunya menghitam. Adakah salah kode binary yang diciptakan Solomon? Apakah ada kerusakan sistem imun Tugev? Atau badai besar yang kembali menyerang membawa virus yang tidak kami ketahui. Aku berharap Tugev kembali tersenyum.

29 Umholi 13101
Tidak terbayangkan olehku bahwa Tugev telah pergi. Tiada lagi pangeran hatiku. Aku kosong dan tiada berarti.

20 Mope 13105
Penantian kami berbuah sudah, Tugev kecil kembali. Tugev kini bukan lagi seorang bayi laki-laki. Ia perempuan. Kelak aku namakan dia Salo.

4 Tenggi 13106
Bayi kecilku sudah lahir. Salo-ku bermata biru, sama seperti Tugev, anak lelaki pertamaku yang meninggal 10 hari setelah dilahirkan. Ia lincah dan rambutnya lurus sedikit ikal, warnanya hitam. Salo kecilku suka tersenyum. Setiap kali aku melihat senyumnya, entah mengapa hari-hariku serasa lebih lama. Rasanya tidak ada kekacauan seperti saat ini.

Monday, May 19, 2014

MELANCONG KE BUKIT BATU, KEMBALI KE TEMPO DULU

Bertolak dari Pulau Bengkalis (Kepulauan Riau), sejauh mata memandang, satu hal yang dapat kita lihat adalah kumpulan daratan yang membentuk pulau-pulau kecil dan jika kita terus menyapukan pandangan hingga ke sebelah barat, pasti akan kita temukan daerah yang dinamakan Bukit Batu. Penamaan daerah ini bukan berasal dari kondisi tanahnya yang berbatu atau asal usul sejarah yang ada di dalamnya. Nama Bukit Batu sudah ada sejak dulu, sebelum kedatangan bangsa Portugis ke Malaka. Bukit Batu sendiri merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Sungai Pakning, Bengkalis (Riau). Jika dianalisis dengan menggunakan parameter modern, Bukit Batu termasuk daerah yang sangat tertinggal karena hingga saat ini sarana listrik belum memasuki desa kecil yang terletak tepat di muara Sungai Siak ini.
Namun, bukan Melayu namanya jika penduduknya hanya akan berduka. Desa Bukit Batu ini dihuni oleh sejumlah penduduk yang sangat bersahaja dan bersyukur dengan segala yang ada. Jika dicermati lebih dalam, tentunya desa ini dapat menjadi salah satu tujuan wisata tempo dulu bagi ‘orang-orang modern’ yang mayoritas mendapatkan segalanya, di kota.
Alam Bukit Batu begitu beragam dan penuh kejutan di setiap sisi desanya. Desa Bukit Batu terbagi menjadi dua, yakni Bukit Batu darat dan Bukit Batu laut. Tepat di tengah-tengah desa ini terbentang jalan lintas Dumai-Pekanbaru yang biasanya dilintasi truk-truk pengangkut hasil bumi. Wilayah Bukit Batu darat terletak di sebelah barat jalan raya tersebut, sebaliknya wilayah Bukit Batu laut terletak di sebelah timurnya. Bukit Batu saat ini belum terlalu di kenal sebagai tempat pariwisata resmi daerah Riau, namun alam dan kondisi wilayahnya menunjang daerah ini menjadi tempat wisata tempo dulu karena bangunan, tradisi hingga kebiasaan masyarakatnya masih menganut pola-pola tradisional Melayu Riau. Di desa ini sebenarnya ditemukan cukup banyak peninggalan sejarah Melayu Riau, mulai dari rumah panggung Datuk Laksmana, yaitu seorang pelaut dan pemimpin yang sangat ahli dalam bidang pelayaran di masa lalu, kelenteng Cina sebagai bukti bahwa di daerah ini banyak dihuni masyarakat Tionghoa hingga kerajinan tenun khas Melayu Riau. Jika kita sempat berkunjung ke Riau, tentunya kita harus mengunjungi daerah Bukit Batu dan sebaiknya menetap selama tiga hari hingga satu minggu lamanya agar dapat menikmati segala panorama alam dan tradisi masyarakat lokal di sana.
Di desa Bukit Batu terdapat tiga pantai besar yang terkenal karena masih alami. Salah satu pantai yang sangat memesona kalangan wisatawan adalah pantai Tenggayun yang berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari pusat desa. Di pantai Tenggayun kita akan menemukan pemandangan yang sangat memukau, khususnya jika kita berkunjung di kala senja tiba. Dari pantai ini kita dapat menikmati matahari tenggelam di cakrawala. Tepat di bibir pantai kita akan menemukan hutan bakau yang masih alami, terdapat satu dua batang pohon bakau yang sudah tidak berdaun dan sangat cocok dijadikan objek fotografi. Tidak jauh dari pantai Tenggayun, kita dapat mengunjungi pusat pembuatan kerupuk ikan yang merupakan salah satu oleh-oleh khas Bukit Batu. Kerupuk ikan ini dibuat dari ikan tenggiri yang sangat melimpah ruah di daerah Bukit Batu. Rata-rata wanita di Bukit Batu adalah seorang pembuat kerupuk ikan yang handal. Kerupuk ini terbuat dari campuran sagu, air dan gilingan ikan tenggiri yang merupakan kekayaan laut wilayah Bengkalis. Harganya pun tidak mahal, dengan uang Rp 10.000,- kita sudah dapat membawa pulang setengah kilo kerupuk ikan kering asli Bengkalis Riau. Di Bukit Batu, jangan heran jika kita menemukan produk kerupuk ikan yang dijemur di depan rumah-rumah warga. Hampir 90% penduduk desa Bukit Batu mampu membuat kerupuk ikan. Kerupuk ini juga menjadi menu wajib di desa Bukit Batu.
Secara geografis, wilayah Bukit Batu terletak di muara Sungai Siak sehingga mitos terkait buaya muara masih sangat kental di daerah ini. Jika kita berkunjung ke Bukit Batu, di sana masih terdapat pantangan-pantangan yang tidak boleh kita lakukan seperti duduk melonjorkan kaki ke arah air atau sungai dan mengucapkan kata ‘buaya’ di dekat sumber air, seperti sungai maupun muara sungai. Penduduk setempat masih memercayai bahwa di sungai maupun muara sungai wilayah Bukit Batu masih terdapat buaya-buaya liar yang akan mengganggu jika pantangan ini dikerjakan. Selain itu, bagi para pelancong biasanya dilakukan acara penyambutan oleh masyarakat desa dan mereka akan diberikan wejangan untuk tidak bersikap seenaknya di kawasan Bukit Batu. Pantangan lain selain duduk melonjor dan mengeluarkan kata ‘buaya’ di dekat sungai adalah mengeluarkan kata-kata kotor atau berucap kalimat yang tidak sepantasnya. Setiap pelancong juga biasanya dilarang untuk terlalu berpendapat terhadap hal-hal aneh yang dilihatnya.
Seperti kisah sampan karam yang menghilangkan satu anak SMA beberapa tahun yang lalu. Menurut penuturan salah seorang penduduk desa, ketika itu terdapat satu rombongan siswa/i SMA yang hendak pelesir ke Pulau Bengkalis dan mereka menyeberang selat dari Bukit Batu. Adapun satu dari siswa/i ini melihat adanya perbedaan antara air muara sungai dan air laut, siswa itu pun mulai berteriak kepada teman-temannya tentang fenomena alam ini. Tanpa disadari ia pun mengeluarkan statement bahwa air itu seperti kue lapis yang memiliki warna yang berbeda. Orang-orang di sampan pun mulai takut hingga tak lama setelah itu sampan kayu yang membawa mereka menyeberangi selat terhenti di tengah laut dan karam. Tak lama setelah itu bala bantuan datang, namun naas bagi siswi yang mengatakan bahwa air seperti kue lapis tersebut, jenazahnya tidak pernah ditemukan hingga sekarang. Sedangkan penumpang lain termasuk teman-temannya selamat dalam musibah itu.
Meskipun menyimpan misteri yang cukup besar, namun daerah Bukit Batu memiliki dua daya tarik yang luar biasa. Pertama, wilayah ini menjadi pusat peninggalan kerajaan Melayu Riau, tidak jauh dari muara sungai terdapat makam Laksmana Raja Dilaut dan rumah panggungnya. Makam ini sering dikunjungi oleh orang-orang yang penasaran dengan kehebatan Datuk Laksmana dalam mengarungi bahtera di tengah laut. Tepat di atas makamnya terdapat satu kayu yang konon berasal dari serpihan tiang perahu lancang kuning (perahu asli khas Riau). Tidak jauh dari makam, terdapat rumah Datuk Laksmana yang di dalamnya tertinggal berbagai kenangan Datuk Laksmana seperti baju dan beberapa peralatan khas seorang pelaut.
Sekitar lima menit berjalan kaki dari makam dan rumah Datuk Laksmana, kita juga akan menemukan beberapa perempuan yang sedang menenun. Pada umumnya rumah mereka berbentuk rumah panggung yang lantainya cukup tinggi sehingga bagian bawah rumah dapat digunakan sebagai tempat menenun. Pemandangan wanita penenun di Bukit Batu dapat kita jumpai dengan mudah. Umumnya mereka menenun sambil bercerita bersama handai taulan yang ada. Mengobrol atau berbual sambil menghabiskan waktunya di rumah merupakan sebuah adat bagi masyarakat Melayu Riau. Wanita-wanita ini cenderung melakukan hal yang sama, mereka akan berkumpul setelah mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Biasanya mereka akan menghabiskan waktunya untuk menenun sambil bercerita dengan tetangga dan handai taulan yang ada hingga sore tiba. Tetak alat tenun juga tak kalah menimpali suara bualan mereka. Biasanya satu kain tenun selebar 3 x 2 meter dapat mereka hasilkan selama 3 hari. Harga kain tenun buatan tangan ini pun cukup terjangkau, yakni Rp 250.000,- per helainya. Sekali dalam setahun biasanya wanita-wanita penenun dari Bukit Batu diundang oleh pemerintah daerah untuk mengikuti pelatihan menenun dan memasarkan produk tenunannya. Seringkali mereka mendapatkan omset dari pameran yang juga dilaksanakan sekali dalam setahun di ibukota Provinsi itu.
Jika kita berkunjung ke Bukit Batu, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menikmati liburan yang kita lakukan.
1.      Tinggallah di rumah warga.
Tinggal di rumah warga merupakan suatu hal yang sangat wajar kita lakukan karena di wilayah ini belum terdapat hotel atau penginapan. Biasanya di Bukit Batu, ada warga yang memiliki dua rumah atau lebih yang biasanya disewakan kepada pendatang yang ingin menginap. Akan lebih baik jika kita tinggal bersama tuan rumah karena pada umumnya warga Bukit Batu sangat ramah terhadap pendatang. Kemukakan maksud kita mengunjungi Bukit Batu dan tentu saja kita harus memberikan uang belanja kepada keluarga ini untuk biaya makan selama berada di sana. Dengan tinggal di rumah warga, kebutuhan makan kita akan tercukupi dan kita akan lebih mengenal budaya masyarakat Melayu secara lebih baik. Jika beruntung, di Bukit Batu kita akan menemukan warga yang akan menjadikan kita seperti keluarganya sendiri. Tentu saja ini bergantung pada sikap kita membawa diri.
2.      Usahakan turut aktif dalam setiap kegiatan warga.
Jika kita datang ke Bukit Batu hanya untuk bersenang-senang dan menghindari sosialisasi, sebaiknya urungkan saja niat itu. Turut aktif dalam setiap kegiatan warga merupakan salah satu kunci menemukan harta karun kebudayaan Melayu Riau. Jika kita turut aktif dalam setiap kegiatan warga, kita akan diajak mengikuti latihan marawis (musik tradisional Melayu Riau) di malam Selasa. Tidak hanya itu, kita akan mendapatkan undangan-undangan acara adat di kampung ini jika kita pandai bergaul dengan warga yang ada di sana. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan. Bagi yang perempuan, kita biasanya akan diajarkan bagaimana cara menenun dan membuat kerupuk ikan khas Melayu. Ahh... Sungguh pengalaman yang teramat langka.
3.      Bertemanlah dengan masyarakat.
Tak kenal maka tak sayang. Agaknya pepatah itulah yang melingkupi kehidupan masyarakat Melayu di Bukit Batu. Jika kita berteman baik dengan masyarakat, kita akan meendapatkan banyak keuntungan seperti teman baru dalam mengeksplor kekayaan alam dan tempat-tempat wisata yang belum terjamah oleh turis-turis yang datang. Penduduk asli Bukit Batu juga tidak akan segan memberikan kita kelapa muda gratis, pinjaman motor gratis atau tumpangan sampan gratis ketika kita sudah berteman dengannya.
4.      Sewa motor.
Jika kita tidak mendapatkan pinjaman motor, kita dapat menyewa motor penduduk untuk berkeliling desa Bukit Batu. Tarif yang dikenakan juga tidak mahal, sekitar Rp 50.000/6 jam. Tentu saja kita dapat mengunjungi banyak kawasan budaya yang ada di desa ini dengan bebas.
5.      Sediakan power bank.
Bukit Batu merupakan daerah yang saat ini masih belum terjangkau oleh aliran listrik. Pada umumnya listrik dari genset masyarakat akan dihidupkan pukul 6 sore hingga 10 malam. Di atas jam 10 malam biasanya lampu listrik dan genset akan dimatikan. Pada saat itu penduduk mulai menggunakan lampu minyak atau petromaks untuk penerangan. Sensasi tempo dulu dan jauh dari peradaban modern akan sangat terasa di waktu-waktu seperti ini. Kita hanya akan mendengarkan bunyi jangkrik di malam yang sunyi. Tentu saja bagi kita yang tidak pernah mengalaminya, kondisi ini cukup mencekam. Namun tenang saja, hal ini adalah salah satu paket wisata tempo dulu yang ditawarkan desa Bukit Batu kepada para pengunjungnya. Oleh karena itu, bagi kita yang sangat bergantung dengan smartphone, power bank dapat menjadi satu-satunya penyelamat kebosanan ketika mata belum hendak akan tertidur.
6.      Siap sedia dengan kamera.
Perjalanan wisata tempo dulu dan budaya Melayu Riau tidak akan terekam jelas bagi kita tanpa adanya gambar abadi yang kita ciptakan. Oleh sebab itu, ketika berkunjung ke Bukit Batu, persiapkan kamera dan space yang cukup untuk menyimpan segala kenangan kita tentang daerah, budaya, alam dan kebiasaan masyarakat Melayu Riau ini.
Dengan beberapa tips dan gambaran tentang desa Bukit Batu di pedalaman Riau ini semoga para turis dan pelancong yang akan berkunjung dapat mempersiapkan bekal yang cukup ketika akan mengunjungi desa bertuah peninggalan Datuk Laksmana Raja Dilaut ini. Meskipun terpencil, desa ini sarat akan suasana alam serta budaya yang damai dan tenang di tengah hiruk pikuk perkotaan yang semakin hari semakin tidak terkendali ini.


--- ooo OOO ooo ---

Tuesday, May 13, 2014

The Machine (Sebuah Resensi Film)



Berawal dari kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya yang mengidap Ratt Syndrom (kelainan syara) menjadikan Vincent masuk ke dalam suatu agen rahasia yang bertugas untuk menciptakan mesin canggih yang berbentuk manusia. Di dalam film ini diceritakan di suatu masa (mungkin saja di masa depan) teknologi kloning tidak lagi hanya sekadar kloning seperti biasanya. Teknologi kloning dilengkapi dengan implantasi organ ke robot hasil kloning sehingga mereka dapat melaksanakan segala tugas yang diberikan sang master atau si pemilik robot tersebut.
Dalam kegiatan rekruitment yang dilakukan agen rahasia ini menemukan sosok berbakat yang bernama Ava. Ava adalah seorang wanita cerdas yang dapat melaksanakan segala rekayasa koding sehingga tercipta sebuah alat yang memiliki otak seperti manusia pada umumnya. Hasil rekayasa Ava membuat tim Vincent sangat kagum sehingga mereka mulai merekrut Ava menjadi salah satu anggota dari agen ini. Tapi ternyata, kepintaran Ava yang didampingi dengan ketulusan hatinya membuat sang master pimpinan agen merasa terancam. Ia pun merencanakan sebuah pembunuhan terhadap Ava sehingga gadis ini pun direkayasa ulang sebagai suatu mesin.
Ava baru pun akhirnya terlahir kembali dan memang memiliki fisik, kekuatan dan daya pikir yang luar biasa. Namun satu hal yang tetap membuatnya tetap hidup (tidak seperti mesin) adalah implant chip perasaan yang tertanam di otaknya. Hal ini memengaruhi pola pikir Ava baru sehingga sang master kembali memerintahkan Vincent untuk menghilangkan chip itu. Film ini menceritakan perjuangan Vincent dalam memperoleh kenangan bersama anaknya yang sebelumnya telah berada di bawah kekuasaan sang master. Di sini juga digambarkan bahwa meskipun chip implant itu telah dibuang, ada satu bagian yang tidak dapat hilang dari otak Ava baru.
Bagi orang yang suka sains-fiksi, mungkin film ini dapat dijadikan salah satu opsi untuk mendapatkan inspirasi terkait teknologi masa depan. Di dalam film ini juga terdapat beberapa adegan action (di akhir film).
Jadi, setelah menonton film ini ada satu adegan yang paling saya suka, yaitu ketika Vincent bertanya kepada Ava si machine,
“Apa yang kau lihat padaku?”
Dengan cool-nya Ava berkata, “Lihatlah lebih dalam”.

(I think it’s the real reason for Ava always save Vincent’s life) ^_^

Friday, May 09, 2014

Petikan Novel 'Salo Rangeng'

Berikut sepenggal kutipan novel Salo Rangeng...



Di era 21, setiap orang hidup berbahagia dengan teknologi temuannya. Era ini dapat dikatakan era keemasan kehidupan manusia. Selain itu pada era ini masyarakat tidak lagi memikirkan pangan, energi dan air yang akan mereka gunakan. Kebutuhan sangat melimpah ruah di abad ini, tidak terbantahkan lagi karena perputaran produksi buah dan sayur meningkat pesat dan banyak dari sumber makanan ini yang tidak habis dikonsumsi oleh penduduk dunia. Di era 21 perkembangan melaju dengan segala jenis konsep bangunan multifungsi, apartemen terbang, penemuan vaksin beberapa penyakit yang kronis dan masih banyak lagi yang lainnya. Populasi penduduk pada era ini mencapai sekitar 20 milyar jiwa dengan tingkat kepadatan peenduduk tertinggi yaitu di negeri China. Di era ini juga muncul banyak penemu-penemu ilmu rekayasa baik di bidang desain, genetika, biologi, antariksa, psikologi dan banyak lagi yang lainnya. Era ini dinamakan era pintar oleh penduduk bumi. Setiap manusia memiliki dunianya sendiri. Mereka bebas untuk melakukan apa saja di dunia mereka tersebut.
Keegoisan manusia mulai melanda manusia di era 22. Tepatnya di tahun 2280 terjadi krisis besar yang menghancurkan sebagian populasi bumi di wilayah barat. Terjadi krisis energi yang semakin besar. Energi pada masa itu menjadi sangat langka dan merupakan alat tukar antar sesama manusia. Pada awalnya krisis energi dimulai dengan tergantikannya sumber energi fosil di belahan bumi barat. Pada masa itu, pasokan bahan bakar setiap negara tidak lagi disimpan di dalam tanah karena adanya rasa tidak nyaman antar negara-negara ini. Mulailah muncul pertikaian hingga terjadi pemusnahan bahan bakar fosil di Sao Paulo. Pemusnahan ini memicu perang krisis energi antar negara satu dengan negara lain. Di masa itu terjadi kelangkaan yang demikian besar sehingga satu-satunya negara yang bertahan atas krisis ini adalah negara-negara yang terletak di jalur cincin api, kepulauan, daerah yang sering diserang badai dan topan serta daerah dengan suhu tertinggi di dunia. Daerah-daerah inilah yang mampu bertahan dari serangan krisis ini.
Di lain sisi, krisis energi yang terjadi memicu ilmuwan untuk segera menemukan berbagai material yang dapat mensubstitusi fungsi dari bahan bakar fosil. Berbagai penelitian dilakukan di setiap institusi pendidikan hingga ditemukan material Mrya. Keunggulan dari material Mrya ini adalah fungsinya sebagai pengganti bahan bakar fosil dan pengatur suhu dari pembakaran. Dengan menggunakan material ini setiap proses pembakaran secara langsung akan menjadi efisien sehingga penggunaan energi alternatif tidak lagi menjadi harapan utama bagi penduduk dunia. Ayah Salo bercerita,
“Tahukah kamu anakku, Salo. Zaman di mana bumi ini sudah berubah bentuk namun tetap berputar pada porosnya yang sedikit bergeser karena kelalaian manusia, ketika itu terjadi tiga krisis besar yang kita hadapi. Pertama krisis energi, disusul oleh krisis pangan dan terakhir krisis air. Krisis energi bukanlah yang terburuk dari musibah yang terjadi karena selayaknya energi di dunia ini tidak akan pernah hilang. Seperti kata seorang penemu di abad 19, Einstein, energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, namun energi dapat berubah bentuk. Ketika energi fosil mulai menghilang, kita hanya perlu mencari reinkarnasi dari energi-energi yang sebelumnya pernah ada. Tidak sulit di masa itu bagi ilmuwan di muka bumi ini. Mereka sangat cerdas hingga dapat menjadikan gerakan kedipan mata mereka menjadi energi listrik”.
 

Saturday, May 03, 2014

BEBERAPA HAL YANG BELUM DIKETAHUI ORANG

Postingan kali ini saya mencoba sedikit terbuka tentang siapa saya sebenarnya (meskipun bagi kalian ini tidak penting. Hahaha... Ya, mungkin bisa di-skip saja ke older post) ^_^

Begini, sudah 3 tahun lebih saya berkecimpung di jurusan Teknik Sipil ini. Sudah ada juga beberapa pencapaian yang saya peroleh, baik itu akademis, non-akademis, pergaulan dan masih banyak hal lagi yang lain. Bagi beberapa orang yang tidak terlalu mengenal saya secara lebih dekat, mungkin mereka sempat memikirkan bahwa saya adalah seseorang yang teramat sangat serius belajar, disegani dan lain-lain. Tapi tunggu dulu, kalian belum mengenal saya lebih banyak.

1. Saya adalah seorang yang tidak jago Matematika dan Fisika.

Saya terjun ke dalam dunia Teknik Sipil bukan semata-mata karena saya ingin menjadi engineer yang super macho seperti cowok. Jujur saja saya kecebur di dunia ini. Tapi, inilah hidup. Saya selalu menyukai apa yang sudah saya pilih sejak awal. Saya secara tidak sengaja memilih jurusan Teknik Sipil di Universitas Indonesia. Jurusan yang kata sebagian orang susah, tapi menurut saya, tidak. Semua tergantung bagaimana kita melihat dan percaya pada diri kita. Dulu, sebelum saya kuliah, entah kenapa saya selalu terpesona dengan orang-orang yang jago dalam hal Matematika dan Fisika. Ada 1 orang. Tentu saja saya tidak akan sebutkan namanya di dalam blog ini demi menjaga keamanan bangsa dan negara ini. Tapi itu dulu. Thanks untuk orang yang secara tidak sengaja (tanpa saya sadari) membuat saya menjadi terobsesi kepada Matematika dan Fisika. Jadi, di dalam pikiran saya itu, ketika nanti saya menjadi seorang Ibu dan memiliki suami yang jago dalam bidang Matematika dan Fisika, saya tidak bego-bego amat ketika dia ngajak ngobrol masalah rumus-rumus dan hukum-hukum Fisika. Hahaha.... Konyol memang, tapi sebenarnya itu alasan kenapa saya bisa tercebur di Teknik Sipil.

2. Saya sangat suka menulis.

Berbeda dengan Matematika dan Fisika, sesungguhnya pilihan hati saya sudah jatuh kepada sastra sejak saya duduk di bangku SD. Pernah suatu ketika saya diberi privilage untuk memilih ikut lomba sastra atau matematika di suatu ajang olimpiade. Saya mendapatkan hal ini karena nilai saya-lah yang tertinggi di kedua bidang tersebut. Tapi saya saat itu memilih sastra. Ternyata pilihan pertama itu yang membuat saya menyukai sastra, puisi, cerpen, tulisan dan segala macamnya hingga dewasa. Sampai kapanpun, saya tidak akan meninggalkan menulis, kecuali jika Tuhan berkehendak.

3. Alasan saya meraih prestasi saat ini bukan untuk kesuksesan saya.

Sejak kecil saya selalu kagum dengan Ibu saya yang selalu dapat menjawab pertanyaan saya dengan cerdas. Ibu saya bukanlah seorang sarjana seperti Ibu dari beberapa orang teman saya. Namun, keberhasilannya saat ini sudah melampaui keberhasilan sarjana, master ataupun profesor manapun. Bagi saya Ibu saya berhasil menanamkan semangat untuk terus berusaha dan tetap menjadi cerdas di setiap waktu. Ibu adalah sahabat terbaik saya. Tiada yang lain, karena hingga saat ini saya tidak pernah bercerita lebih banyak tentang diri saya dibandingkan konten cerita saya dengan Ibu. Alasan saya meraih prestasi dan memetik pengalaman berharga selagi saya masih muda seperti saat ini bukan semata-mata untuk kesuksesan saya. Alasan terbesar saya adalah untuk anak saya kelak karena saya juga ingin menjadi Ibu yang cerdas dan punya banyak pengalaman di matanya. Hahaha... Saya ingin suatu saat kelak ketika anak saya bertanya kepada saya bagaimana pengalaman Ibunya, saya dapat menyajikan banyak cerita kepadanya. Saya tanamkan pendidikan yang pernah Ibu berikan kepada saya dulu. Saya ingin anak saya memiliki sifat yang sama seperti saya.

4. Jiwa saya adalah jiwa terbebas yang pernah dilihat oleh teman-teman saya.

Beberapa teman mengatakan kalau saya adalah seseorang yang terlihat bebas dan santai. Ya. Tentu saja saya begini karena sejak dulu saya diajarkan untuk tidak cemas, namun tetap berusaha. Saya tidak pernah panik meskipun tugas sudah mencapai titik kulminasi deadline-nya. Ya, toh dikerjakan saja. Apa gunanya cemas tidak menentu kalau akhirnya tidak selesai juga. Menurut saya semuanya dikerjakan saya dengan cepat dan tepat. Tapi jangan cemas. Satu hal lagi, saya mencoba mengenal diri saya seutuhnya. Saya tahu semua sifat jelek dan baik saya. Saya sadari itu dan saya berusaha mengontrolnya dan menempatkan segalanya pada posisi yang tepat. Begitu juga standar kemampuan saya menghadapi masalah. Ketika saya rasa saya kewalahan, pasti saya akan meminta bantuan kepada orang yang tepat. Makanya saya terlihat santai. Satu hal lagi, saya selalu menanamkan kepada diri saya bahwa saya akan selalu bisa menyelesaikannya dengan baik. Sejujurnya kepercayaan itu membantu saya untuk lebih sigap dalam bertindak. ^_^

5. Masih banyak lagi dan tentu saja saya tidak dapat menggambarkannya dengan baik dalam postingan ini. ^_^

Entri Populer