Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Tuesday, May 28, 2013

SASTRA YANG SEBENARNYA

Sastra itu menjebak dalam hati dan pikiran, serta merta membawanya bersama keinginan dari inspirasi itu dan menyulitkannya dalam jalan yang tidak dikenalinya... Sampai akhirnya obsesinya pun berhenti dan terkadang ia kembali atau hanya terjebak pada jalan yang sudah terlewati.
Terkadang sastra membawa bahagia bersama inspirasi yang sejalan dengan hati dan pikir-pikir nurani, namun tak jarang membentang suatu akar kesukaran yang berasal dari logika dari inspirasi. Tak mudah bagi sastra untuk mendalami suatu hal yang bukan dirinya apalagi menjadi cerah pada pilihan yang berasal dari inspirasi. Namun sastra adalah sebuah keceriaan yang senantiasa mendapatkan jalan dengan caranya sendiri, banyak pemahaman tanpa pernah adanya sebuah kejelasan. Berbahagia bersama pilihan yang bukan dirinya dan menjadi kenangan ketika semuanya hendak berakhir.
Sastra saat ini terjebak dalam lingkar keinginan yang sangat-sangat logis. Tapi ia cerah di dalamnya. Menemukan simpangan baru dan mengikuti inspirasi lainnya. Membentuk jiwa dan semangat walaupun baginya itu terlalu berat. Sastra itu tidak goyah meski inspirasi pembawa ke jalan itu telah berlalu dan mendapati bahan observasi baru. Sastra memang senang untuk terjebak dalam inspirasi karena menurutnya segalanya akan menjadi mudah bersama waktu yang akan menjawab. Baginya hidup adalah pembelajaran yang tulus, berawal dari obsesi dan inspirasi yang muncul ke permukaan. Membawanya ke jalan yang belum ia lalui, tersesat dan kembali menemukan inspirasi bersama jalan baru yang lebih menyenangkan. Karena begitulah sastra. Bebas...

Thursday, May 23, 2013

REINKARNASI SDGs DARI MDGs


MDGs (Millenium Development Goals), mungkin istilah ini sering kita dengar di televisi, koran maupun surat kabar. MDGs merupakan tujuan pembangunan global yang awalnya disepakati oleh 147 negara yang tujuan akhirnya mengentaskan kemiskinan rakyat di negara-negara berkembang. MDGs dimulai dengan adanya pertemuan 147 negara berkembang dan adanya perumusan 8 tujuan MDGs hingga 2015. MDGs merupakan tujuan pembangunan global yang dirancang atau dipelopori oleh nagara-negara maju untuk menyetarakan kemajuan serta perkembangan antara negara-negara di utara dan selatan. Adapun 8 tujuan dari MDGs adalah :
1. Pengentasan Kemiskinan
Kemiskinan di dunia merupakan satu hal yang sudah ada sejak dahulu kala. Untuk peringkat kemiskinan sendiri, di beberapa negara Afrika tercatat sebagai negara yang paling besar angka kemiskinannya. Banyak negara-negara di Afrika yang mengalami tragedi busung lapar, terserang penyakit dan minimnya akses air bersih (hanya orang kaya saja yang mampu membeli/mendapat akses air bersih). Dengan adanya tujuan utama ini, MDGs menetapkan tujuan utama program ini adalah pengentasan kemiskinan di berbagai belahan dunia. Saat ini Indonesia sudah cukup mampu mengurangi angka kemiskinannya. Menurut data yang ada pengentasan kemiskinan merupakan satu dari capaian program MDGs yang terjadi di Indonesia selain kesetaraan gender dan masalah pendidikan).
2. Pendidikan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, penting adanya perbaikan pendidikan. Pendidikan merupakan akar dari kemiskinan di suatu kawasan. Tenaga terdidik merupakan satu aset yang paling berharga dalam hal pengentasan kemiskinan. Dalam capaian MDGs, Indonesia juga telah dianggap berhasil memenuhi program pendidikan negaranya. Hal ini terlihat dari beberapa program yang ditawarkan pemerintah seperti wajib belajar 9 tahun yang saat ini telah menjadi suatu hak bagi setiap anak di Indonesia.
3. Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender juga dimasukkan ke dalam tujuan utama dari MDGs karena saat ini banyak negara yang masih menganggap wanita tidak berhak mendapatkan pendidikan setara pria.
4. Pengurangan Mortalitas Anak
Kemajuan suatu negara dilihat dari kesehatan anak-anak yang ada di dalamnya. Mortalitas yang tinggi di beberapa negara berkembang menjadi faktor yang menjadikan penurunan mortalitas anak menjadi sangat penting. Tingginya angka mortalitas pada anak juga dipengaruhi oleh minimnya sarana dan prasarana kesehatan yang kurang memadai.
5. Peningkatan Kesehatan Ibu
Di beberapa negara berkembang, kesehatan Ibu hamil belum menjadi satu komponen yang terlalu diperhatikan seperti di negara-negara maju. Ibu hamil yang tidak sehat memiliki risiko yang besar untuk melahirkan anak yang tidak sehat juga. Jika anak tidak sehat, maka hal ini dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia pada suatu negara tersebut.
6. Pemberantasan Penyakit Menular (HIV/AIDS, Malaria dan lain-lain)
Penyakit menular merupakan satu dari ancaman yang paling ditakuti oleh manusia. Hal ini terlihat dari wabah virus Spanyol yang terjadi di awal abad 19 (sekitar tahun 1918). Pada era itu sejumlah populasi di dunia mengalami kematian massal dan dalam sehari saat itu ada sekitar 900.000 orang yang meninggal. Tentu ancaman penyakit menular seperti itu sangat ditakuti oleh manusia. Oleh sebab itu, penting adanya satu program yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya pandemi seperti virus Spanyol tersebut. Ngomong-ngomong virus Spanyol, tahukah kalian serial film 'Twilight', di dalam film tersebut diceritakan bahwa Edward Cullen berubah menjadi vampire karena dia terkena virus flu Spanyol tersebut. Kalau tidak percaya bisa di tonton ulang filmnya. :D
7. Kelestarian Lingkungan
Kelestarian lingkungan merupakan tujuan terpenting dalam setiap pembangunan karena tanpa adanya lingkungan yang seimbang tentunya akan muncul berbagai malapetaka dan bencana.
8. Optimalisasi Kemitraan Global
Dalam hal pencapaian ketujuh tujuan umum pembangunan global tersebut maka penting adanya optimalisasi kemitraan global antar negara.

MDGs sendiri sudah berakhir secara resmi pada tahun 2012 lalu. Hal ini terlihat pada tanggal 31 Juli 2012 sekjen PBB membentuk High-Level Panel of Eminent Persons (HLPEP) yang membicarakan tentang pencapaian MDGs dan Post 2015.

Menurut Post 2015, MDGs akan dilanjutkan dengan program sejenis yang dinamakan SDGs (Sustainable Development Programs) yang memiliki tujuan yang hampir sama dengan MDGs. Hanya saja SDGs lebih fokus terhadap hal-hal yang belum dikembangkan dalam MDGs. Dalam rapat yang dilaksanakan HLPEP, Sekjen PBB (Ban Ki Moon), PM Inggris (David Cameron), presiden Indonesia (SBY) dan presiden Liberia (Ellen Johnson) menjadi pemimpin panel tersebut.Tujuan Pembagunan Melenium telah berakhir hanya sampai di tahun 2015 dan kedepannya semua negara akan berjumpa dengan SDGs yaitu Tujuan pembangunan Berkelanjutan. Dari penuturannya, SBY menyatakan semoga agenda SDGs selesai di Mei 2013 ini, setelah sebelumnya dari Juli 2012 telah dibicarakan secara saksama.

Oleh : Yelna Yuristiary
Civil Engineering Universitas Indonesia



Wednesday, May 22, 2013

TAK PUNYA HATI

Bukannya aku tak punya hati
Bukan juga aku hendak tak pasti
Atau mungkin ini hanya obsesi
Bagimu bagiku ini akan abadi
Tapi jangan percayai sayang
Karena sayang-sayang mampu terbuang
Akan hendak pergi bersama rasa yang terbang

Bukannya aku tak punya hati
Ini karenamu yang sulit untuk obati
Gundah-gundah dan resah-resah yang hampiri
Tak perlu tanya pada Katumiri
Kenapa Azalia-nya tak lagi berseri
Cukup kau hargai dan beri bukti

Bukannya aku tak punya hati
Karena bagiku ini dapat pilih-pilih
Karena obsesi bawamu jadi yang pasti
Tapi aku dapat jadi tak punya hati
Jika terus begini


DEPOK, 22 MEI 2013

Friday, May 17, 2013

The Great Mobilization



Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan populasi manusia, terjadi pula perubahan-perubahan ekonomi dan kebutuhan akan listrik dan energi di berbagai daerah. Perlu adanya kesadaran berbagai pihak untuk terus bergiat dalam pelestarian lingkungan dan efektifitas penggunaan energi tanpa perlu adanya suatu perjanjian yang mengikat. Salah satu negara yang telah melakukan suatu terobosan dalam hal penerapan energi terbarukan listrik adalah Selandia Baru yang akan meningkatkan output listrik mereka sebanyak 70% dimana 90% diantaranya akan dihasilkan dari air dan panas bumi (rencana hingga tahun 2025). Selain meningkatkan efisiensi energi terbarukan, negara ini juga akan mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor dan memperluas hutan.
Percepatan perubahan lingkungan menjadikan berbagai hal yang awalnya tidak mungkin terjadi secara cepat. Mencairnya gletser di Himalaya, kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim yang signifikan menjadikan penting untuk diadakannya suatu perubahan besar untuk mereduksi percepatan perubahan lingkungan. Salah satu kunci untuk menstimulasi pergerakan perubahan lingkungan adalah dengan menerapkan pajak dalam hal perlindungan lingkungan. Seperti contoh sebuah perusahaan kertas wajib mengeluarkan sejumlah dana yang akan dijadikan sumber untuk program CSR dan perbaikan perlindungan lingkungan. Saat ini negara-negara di dunia telah melakukan suatu upaya untuk mereduksi emisi karbonnya. Perusahaan-perusahaan wajib membayar sejumlah dana yang setara dengan emisi karbon yang ia hasilkan di sebuah negara. Selain itu, beberapa perusahaan seperti perusahaan rokok wajib menyediakan sejumlah dana yang nantinya akan dimanfaatkan untuk segala dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok yang dihasilkan (biaya kesehatan).
Di beberapa negara saat ini telah terjadi kenaikan pajak bensin sehingga harga bahan bakar melonjak naik. Hal ini menyebabkan konsumsi bensin tidak sebanyak biasanya dan juga adanya reduksi penggunaan mobil di sejumlah negara. Kenaikan pajak tidak hanya sebatas kenaikan pajak bensin, akan tetapi juga pajak kendaraan bermotor dan di beberapa negara juga ada pajak jalannya sebuah kendaraan. Program ini sangat cocok untuk mengurangi laju penggunaan kendaraan pribadi di suatu daerah. Namun, ada juga beberapa negara yang malah mensubsidi segala kegiatan yang dapat merusak lingkungannya sendiri. Seperti di Indonesia, pemerintah melakukan subsidi BBM sehingga menurut suatu survey yang dilaksanakan diperoleh data bahwa jumlah pengendara kendaraan bermotor di Indonesia meningkat secara signifikan. Hal ini tentu saja berdampak besar pada emisi karbon dan laju penggunaan energi yang diperlukan. Setiap tahun pembayar pajak di dunia menyediakan sekitar $ 700 miliar dari subsidi untuk kegiatan yang merusak lingkungan,
seperti pembakaran bahan bakar fosil termasuk penebangan habis hutan, dan penangkapan ikan berlebihan.
Dalam chapter ini diceritakan bahwa lingkungan dan ekonomi memiliki hubungan yang saling terkait karena kebijakan lingkungan suatu daerah dapat memengaruhi keadaan ekonomi, begitu pula sebaliknya. Seperti contoh saat ini sudah ada program yang dinamakan REDD++ yang mana dalam program ini setiap negara wajib mengeluarkan dana ganti rugi atas emisi karbon yang dia keluarkan. Nantinya dana ini akan digunakan untuk reboisasi hutan, perbaikan lingkungan di sejumlah daerah yang memungkinkan sehingga perubahan iklim dunia tidak terlalu signifikan. Beberapa kebijakan ekonomi terkait deforestasi dan penggunaan lahan juga telah diterapkan di beberapa kawasan untuk membatasi jumlah penggunaan lahan dan ruang terbuka hijau.
Hanya saja, saat ini negara-negara yang berkembang justru mendapatkan tekanan dari negara maju dalam hal mengurangi emisi karbon yang dihasilkannya karena adanya perubahan fisik lingkungan yang sudah terlangsung terjadi di sebuah negara maju. Negara-negara maju saat ini justru menjadi penyumbang terbesar emisi karbon dunia sehingga mereka meningkatkan kewajiban negara berkembang untuk melakukan perbaikan hutan dan lingkungan sekitar. Selain itu, adanya ekonomi dan pasar global telah menjadikan warga dunia semakin terperosok dan memiliki perilaku konsumtif. Namun perilaku ini dapat dibatasi dengan adanya kebijakan pajak pada hal-hal yang dapat merusak lingkungan. Kebijakan subsidi merupakan suatu hal yang signifikan untuk diterapkan di beberapa negara untuk membatasi penggunaan bahan bakar dan gas serta konsumsi kendaraan pada suatu wilayah. Dari reduksi bahan bakar dan gas ini juga diperoleh suatu keuntungan yakni berkurangnya jumlah polusi udara yang terjadi pada suatu kawasan. Tingkat polusi pada suatu daerah berbanding lurus dengan tingkat kesehatan penduduk sekitar sehingga semakin berimbang dan harmonisnya lingkungan maka secara tidak langsung hal itu akan menjadikan kesehatan dan perekonomian warga sekitar menjadi lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi dan lingkungan saling terkait sehingga perlu adanya permodelan sistem yang baik untuk mendukung keserasian antara lingkungan dan ekonomi suatu daerah. Dengan adanya kolaborasi sistem yang baik maka percepatan pembangunan yang berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik.***

Tuesday, May 14, 2013

SISTEM MANAJEMEN RISIKO



 Dunia konstruksi memiliki keunikan karena setiap proyek memiliki karakter yang berbeda dalam hal penyelesaian dan pengerjaannya. Dunia konstruksi juga memiliki risiko yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstruksi. Risiko dalam proyek konstruksi cukup besar karena besarnya ketidakpastian di dalam proyek (uncertainty). Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkan manajemen risiko yang merupakan suatu tatanan sistem yang akan mengidentifikasi, menganalisa dan memetakan kebijakan langsung dari penanganan risiko yang muncul. Manajemen risiko bukan merupakan black box yang tidak diketahui alurnya. Sistem manajemen risiko bersifat praktis, realistis dan efektif dalam hal penggunaan biaya. Manajemen risiko lebih ke arah sense (rasa), analisa, ketetapan, intuisi, pengalaman dan keinginan dari pembuat kebijakan. Manajemen risiko adalah ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan di masa mendatang yang dapat menimbulkan suatu dampak.
Tahapan membangun sebuah kerangka manajemen risiko adalah :
1.      Identifikasi risiko
2.      Klasifikasi risiko
3.      Analisis risiko
4.      Alur risiko
5.      Respon risiko

IDENTIFIKASI RISIKO
Identifikasi risiko berasal dari peristiwa serupa yang sebelumnya terjadi. Biasanya peristiwa ini sudah dipilih dari sejumlah sumber yang mungkin. Sumber dari risiko dan dampaknya ada yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol.
Ada 4 jenis kontrol yang ada pada suatu risiko adalah :
§  Kita sebagai pengontrol faktor
§  Kontrol terletak pada pihak lain yang berkaitan dengan proyek
§  Risiko dapat terjadi akibat adanya keterlibatan fungsi pemerintah dalam menetapkan suatu keputusan
§  Risiko dapat terjadi akibat adanya faktor luar (cuaca)
Sumber risiko terkontrol merupakan jenis sumber risiko yang kejadiannya dapat dikendalikan oleh pelaksana dari suatu kegiatan. Beda halnya dengan sumber risiko tidak terkontrol, keadaannya tidak dapat dikendalikan oleh pembuat keputusan. Sumber risiko yang tidak dapat dikontrol contohnya adalah bencana alam, pajak, politik, cuaca dan keadaaan sosial yang berubah. Perbedaan sumber risiko akan memengaruhi respon dari risiko itu sendiri. Selain sumber risiko yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol juga terdapat jenis sumber risiko yang bebas (tidak memengaruhi hal yang lain) dan yang saling terikat. Sumber risiko terikat memiliki arti bahwa suatu keadaan yang mengandung risiko dapat memengaruhi suatu keadaan lainnya. Contohnya seperti pemilihan jenis lantai pada suatu rumah akan memengaruhi disain dan arsitektur dari bangunan tersebut. Jenis sumber risiko dalam jenis ini terbagi menjadi :
a.       Sumber risiko yang tidak terikat karena variabelnya yang khusus;
b.      Sumber risiko yang terikat total; dan
c.       Sumber risiko yang terikat sebagian.

KLASIFIKASI RISIKO
Risiko terbagi ke dalam tiga klasifikasi besar yaitu :
1.      Menurut konsekuensinya
a)      Frekuensi
Konsekuensi risiko dapat dipengaruhi oleh frekuensinya. Semakin sering frekuensi dari kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak buruk akan meningkatkan risiko.
b)      Dampak
Risiko juga dipengaruhi dampak yang ditimbulkannya. Semakin besar dampak, semakin besar konsekuensinya.
c)      Prediksi
Pembagian jenis risiko berdasarkan konsekuensi juga bergantung pada prediksi dari suatu peristiwa dan prediksi risiko yang mungkin terjadi.
2.      Menurut tipe-nya
a)      Pure Risk (Spesific Risk) – no potential gain
Risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contohnya adalah risiko kebakaran, perampokan, pencurian dan sebagainya.
b)      Speculative Risk (Market Risk) – possibility of loss or gain
Risiko yang memang sengaja diadakan, agar di lain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contohnya risiko yang disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.
3.      Menurut objek yang terkena dampak dari risiko
a)      Perusahaan
b)      Lingkungan
c)      Pasar/Industri
d)     Proyek/Individu

Hirarki dari Risiko itu sendiri,
Maksud dari hirarki ini adalah komponen yang memiliki kapasitas besar dalam memengaruhi risiko yang diterima dari suatu kegiatan adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan akan memengaruhi sosial, ekonomi dan politik suatu wilayah. Setelah lingkungan, pasar dan industri juga memengaruhi risiko yang akan diterima dari suatu kegiatan. Biasanya pasar dan industri akan memengaruhi daya beli, pajak dan beberapa kebijakan yang berhubungan dengan keadaa lainnya. Setelah itu perusahaan memegang peranan penting dalam memengaruhi risiko yang nantinya akan diterima oleh proyek atau individu.
KONSEKUENSI RISIKO
Perbedaan keadaan dapat memengaruhi konsekuensi dari risiko suatu kegiatan. Seorang profesional biasanya akan memetakan konsekuensi risiko ke dalam suatu tabel likelihood. Konsekuensi sendiri dipengaruhi oleh :
a.       Kemungkinan maksimal dari kerugian
b.      Keseringan dari kerugian yang ditimbulkan
c.       Biaya service dan biaya insurance yang dikeluarkan
d.      Biaya jaminan ketika suatu peristiwa sedang berjalan
e.       Prediksi jalannya kegiatan tersebut
ANALISIS RESIKO
Analisis risiko merupakan hal yang penting dilakukan untuk menentukan kebijakan pada suatu pekerjaan agar terhindar dari risiko yang merugikan. Analisis risiko berfungsi untuk memberikan pandangan terkait apa yang akan terjadi jika suatu proyek tidak berjalan sesuai rencana. Dalam dunia konstruksi, analisis risiko biasanya dilakukan dengan memerhatikan biaya dan durasi dari sebuah proyek.
RESPON DARI RISIKO
Biasanya risiko yang terjadi akan mendapatkan respon dari pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap jalannya proyek tersebut. Respon dari risiko terbagi ke dalam 4 macam yaitu :
1)      Risk Retention
Retensi risiko merupakan respon dari risiko sebelum peristiwa yang memiliki risiko itu terlaksana. Retensi risiko merupakan langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi.
Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen risiko ketika perusahaan menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah perkiraan secara internal, baik secara utuh maupun sebagian, dari dampak finansial suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan. Dalam mengadopsi strategi retensi risiko ini, perlu dibedakan antara 2 jenis retensi yang berbeda.
1.   Retensi risiko yang terencana (planned) adalah  asumsi yang secara sadar dan sengaja dilakukan oleh kontraktor untuk mengenali atau mengidentifikasi risiko. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, kebutuhan khusus, dan juga kapabilitas finansial dari kontraktor itu sendiri.
2.   Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned) terjadi ketika kontraktor tidak mengenali atau mengidentifikasi kberadaan dari suatu risiko dan secara tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.
2)      Risk Reduction
Risiko dapat direduksi dengan mengurangi faktor-faktor pembawa kemungkinan dari peristiwa yang berisiko. Adapun kategori dasar untuk mereduksi risiko adalah melakukan pelatihan terhadap staff yang bekerja pada suatu proyek, adanya tim inspeksi yang berfungsi mengecek kemungkinan kecelakaan yang terjadi, adanya sistem yang dirancang secara terintegrasi dan proteksi fisik terhadap barang dan manusia.
3)      Risk Transfer
Kegiatan transfer risiko sering dilaksanakan dalam suatu proyek yang cukup besar. Transfer risiko merupakan kegiatan dimana kita mulai melibatkan pihak ketiga untuk menanggung risiko dari suatu proyek yang kita laksanakan jika pelaksanaannya tidak sesuai rencana. Biasanya dalam proyek konstruksi transfer risiko dilakukan dengan mengasuransikan proyek tersebut.
4)      Risk Avoidance
Pada respon ini kita mencoba menghindar dari risiko yang ada. Kita akan mengurangi hal-hal yang dapat menimbulkan risiko pada suatu proyek. Jenis respon ini merupakan jenis respon risiko yang preventif (pencegahan).

RISK ATTITUDE
Risk attitude merupakan suatu hal yang menggambarkan alur dari risiko itu sendiri dan keputusan apa yang akan diambil. Alur dari risiko perlu dipelajari untuk meminimalisir risiko yang timbul akibat suatu kejadian yang saling terkait. Seperti jenis sumber dari risiko, dengan mengetahui alur risiko kita mampu mereduksi risiko yang timbul akibat adanya peristiwa yang menimbulkan risiko sekunder (memahami bagaimana cara memperilakukan sebuah risiko yang ada).
--- oOo ---

Monday, May 06, 2013

Abstrak INTEGRASI SISTEM PLUMBING DENGAN KONSEP RAINWATER HARVESTING DAN OPTIMALISASI LIMBAH CAIR PADA BANGUNAN TINGGI SEBAGAI REVOLUSI PENGELOLAAN SIKLUS AIR PERMUKAAN DI AREA PADAT PENDUDUK



Kebutuhan suplai air di kawasan perkotaan yang semakin hari semakin meningkat merupakan masalah yang timbul pada kota berkembang saat ini. Padatnya kawasan yang tertutupi oleh perkerasan menimbulkan tingginya volume limpasan hujan sehingga hal ini memperbesar potensi banjir suatu kawasan. Penggunaan air di bangunan tinggi perkantoran juga terbilang cukup besar. Kebutuhan cuci, tanaman dan kebutuhan air domestik menjadikan suplai air di bangunan tinggi perkantoran perlu diperhatikan. Kombinasi antara konsep rainwater harvesting dan pengolahan air limbah bekas cuci merupakan terobosan unik yang dapat diterapkan pada bangunan perkantoran padat penduduk. Kebutuhan cuci, pengairan taman dan flushing di sebuah kantor dapat diminimalisir dengan pemanfaatan sistem RW3 (Rainwater Harvesting and Water Waste) ini. Pemanfaatan air hujan dengan metode filtrasi sederhana dan netralisasi air limbah bekas cuci dengan metode karbon aktif mampu mereduksi jumlah penggunaan air tanah dan air PAM. Dalam penelitian ini diketahui bahwa pemanfaatan air hujan dialokasikan untuk kebutuhan cuci dan safety fire pada bangunan. Sedangkan air hasil netralisasi air limbah bekas cuci dapat dimanfaatkan untuk flushing dan menyiram tanaman atau pengairan taman sebuah gedung.


Kata kunci : Rainwater harvesting, Air limbah bekas cuci, Filtrasi, Reduksi Limpasan
 

Entri Populer