Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Wednesday, November 13, 2013

SOCIOPRENEUR, We call it 'PUNGKI' for a moment

Hari kemarin baru saja saya kumpul tim untuk membicarakan sebuah masa depan yang besar untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. Saya dkk. berencana ingin mengembangkan sektor Sociopreneur di bidang industri bijih plastik sembari meningkatkan kualitas hidup sebagian besar masyarakat ibukota yang menghidupi dirinya dengan pemanfaatan kembali limbah plastik. Tidak sulit dan tiada pula mudah dalam memulai. Begitu juga kami. Kelak, kegiatan sociopreneur yang kami bangun berbasis kepada pemberdayaan masyarakat sembari peningkatan kualitas hidup mereka dengan program pengelolaan limbah padat yang terintegrasi dan manajemen sistem yang baik agar bisnis ini dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan bersaing di mata dunia.

Kami berpikir, sekarang-lah saatnya untuk berubah dan terlihat lebih elegan dengan sampah yang telah kita hasilkan. Jangan lagi menjadi sampah masyarakat dengan menghasilkan limbah yang tidak terkelola dengan baik. Keinginan kami tidak banyak dan tiada pula muluk-muluk untuk lingkungan ini. Hanya ingin sekedar menjadikan profesi pemulung terlihat lebih berjasa di masyarakat, tiada lagi terhina dan terkungkung oleh masalah perekonomian yang semakin membelit. Berikut beberapa program kerja yang telah kami susun dalam mimpi kami untuk Sociopreneur ini :

1. Mengelola limbah plastik dengan memberdayakan masyarakat.
2. Menjadikan negara kita bukan lagi sebagai negara penerima limbah luar negeri, namun sebagai pengekspor limbah.
3. Membangun kesejahteraan di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah sembari meningkatkan kualitas lingkungan.
4. Mengembangkan keterampilan masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk mengembangkan sebuah bisnis limbah yang cerdas.
5. Menggantikan profesi pemulung di DKI Jakarta menjadi seorang Pebisnis Limbah.
6. Mengubah paradigma masyarakat terkait sampah. Tiada lagi semboyan 'sampah', yang ada hanya 'limbah'.
 dan masih banyak lagi...

Meskipun kita memiliki mimpi-mimpi tersebut,  namun kehidupan tidak semulus kain setrikaan boy... Kita perlu berjuang dan berusaha untuk menjalankan mimpi-mimpi ini. Tiada besar dan tiada pula kecil. Untuk sekarang, yang kita butuhkan adalah dana investasi awal untuk membeli alat pencacah plastik, membangun konstruksi unit pengolahan dan pengumpul lengkap dengan tower air-nya dan komitmen dari setiap tim untuk terus maju dan berkembang. Semoga dalam waktu dekat kita dapat langsung bangun dan tidak lagi bermimpi. Terima kasih untuk Titis, Ung, Lady, Ratu, Meu dan Ayu yang senantiasa bersama. Mari kita wujudkan mimpi-mimpi ini bersama. Insyaallah di 2014 kita sudah progress 80%. ^_^

Saturday, November 09, 2013

Anak Tengil vs Anak Penurut

Setiap saat banyak yang tidak kita ketahui terkait seseorang. Tidak pada masa lalu dan masa depannya. Tidak pula pada keinginan dan pikirannya. Seseorang menjadi sangat menarik dan terlihat super keren dengan segala embel-embel yang menyertainya di luar. Tak ada yang kita ketahui di dalam hidupnya. Setelah kita mengetahuinya, hanya ada 2 pilihan. Pergi atau akan tetap tinggal. Tiada yang salah juga atas dua pilihan tersebut (pergi atau tetap tinggal), karena setiap orang memiliki pandangan dan kesenangan yang berbeda. Ada yang senang ini dan ada yang tidak senang itu.

Satu pelajaran yang terbaik yang pernah diberikan oleh mama sejak aku masih kecil untuk tidak pernah terkecoh dengan penampilan luar. Belum tentu orang yang terlihat hebat itu sebenarnya bahagia. Belum tentu juga orang yang terlihat susah itu merasakan kesakitan dan ketidaknyamanan selamanya. Sesungguhnya dunia ini terkadang terbalik, Kawan. Jabatan tidak berteman dengan kesenangan dan memusuhi kesedihan. Adakalanya jabatan itu menyebabkan kesedihan dan kesusahan yang mendalam.

Misalnya, ada dua keluarga dengan 2 anak yang berbeda sifatnya. Keluarga 1 memiliki seorang anak yang teramat sangat jenius, membanggakan orang tua, penurut tetapi sama sekali tidak pernah terbuka kepada kedua orang tuanya. Kerjanya hanya menuruti apa saja yang disuruh tanpa membantah sepatah pun. Sedangkan keluarga yang kedua memiliki anak yang tengil, sedikit usil dan tidak pintar-pintar amat. Namun ia merupakan anak yang sangat terbuka dan selalu menceritakan apa saja tentangnya kepada orangtuanya. Bahkan kerap membantah dan mengeluarkan sifat kekanak-kanakannya ketika keinginannya tidak terpenuhi.

Masyarakat luar tentu menganggap anak dari keluarga 1 adalah anak idaman, membanggakan, tidak membuat susah dan sebagainya. Namun tahukah kalian, si anak 1 pasti menyimpan satu rahasia terbesar yang kapanpun dapat mengganggu dirinya. Dia sangat tertutup dan tidak berani bersuara, hatinya kebas ketika keinginannya tidak dipenuhi tapi hanya dapat diam.

Tahukah kalian, kalau terkadang orang tua itu menginginkan seorang anak yang sedikit tengil, usil dan susah diatur. Ada kebanggaan tersendiri bagi seorang ibu/ayah yang berhasil mendidik anak tengilnya untuk menjadi seorang bintang. Wajar jika seorang anak yang rajin, penurut, patuh dan sedikit penakut kepada orang tuanya, sukses. Namun akan luar biasa bagi seorang anak tengil, urakan dan pemberontak, sukses dalam hidupnya. Kelak, ketika si orang tua melihat kesuksesan anak tersebut maka si orangtua akan bangga+bahagia luar biasa karena capaian anak tersebut dianggap ++ dibanding sebelumnya.

Maka, bagi anak-anak tengil, urakan dan pemberontak yang ada saat ini, jadilah anak yang baik, membanggakan dan bersinar agar kedua orangtua mu mendapatkan kado terindah di hari tuanya. Bagi anak-anak penurut dan super nrimo, selamat... Itu adalah hal yang sulit luar biasa bagi saya tentunya, tapi warnai sedikit hidupmu dengan pemberontakan-pemberontakan kecil. Hahaha...
#SuperRandom

Tuesday, November 05, 2013

Jangan Habiskan Waktu!

Tere Liye mengatakan dalam statusnya bahwa 'Jangan habiskan waktumu dalam kehidupan orang lain'
Dan menurut saya itu mutlak benar. Tidak ada yang berhak mengambil waktu kita untuk hidupnya dan tidak ada yang berhak untuk mengganggu kita dalam kehidupan. Tapi inilah manusia yang segala lika liku kehidupannya tiada bisa ditebak, apalagi untuk dikendalikan. Rasa sayang kepada sesama atau suatu golongan bahkan satu orang dapat menghancurkan dan menyita waktu, energi dan perasaan. Perasaan tersebut juga dapat menimbulkan efek negatif berlebih jika kadarnya sudah di luar ambang batas izin yang ditetapkan. Makan tak enak, tidur tiada nyenyak. Setiap detik hanya memikirkan orang itu dan orang itu lagi hingga lupa bahwa dirinya tiada yang memikirkan kecuali orang tuanya. Itu pun kalau si orang tuanya merupakan orang yang peduli dengan anak-anaknya. Jangan heran lho.. Sekarang banyak orang tua yang menganut ideologi liberal dalam mendidik anaknya, dimana hal ini menimbulkan rasa acuh tak acuh antara anak dan orang tua.

Tentu saja hal ini tidak berlaku dalam keluarga saya yang notabene sangat terbuka antara satu dan yang lainnya. Hingga masalah-masalah sepele pun semua orang di rumah itu tahu. Kenapa saya begini, kenapa saya begitu, kenapa kening saya berkerut saat pulang atau apapun itu. Semuanya pasti tahu, karena sudah mengenal dan saling memahami.

Kembali ke larangan om Darwis Tere Liye tentang 'jangan menghabiskan waktu dalam kehidupan orang lain'. Hal ini tidak hanya terbatas kepada rasa sayang saja. Akan tetapi rasa benci dan iri hati juga dapat menghabiskan waktu kita untuk memikirkan orang lain. Iri dengan keberhasilannya, iri dengan pendapatannya dan segala-galanya. Tidakkah lebih bermanfaat bagi kita untuk menggunakan waktu-waktu itu semisalnya untuk tidur agar kinerja otak kita tidak lagi lemot misalnya. Atau kita gunakan waktu kita untuk menonton (menonton film, bukan televisi), menulis dan sebagainya.

Dan bagi para pecinta-pecinta yang saat ini sedang dilanda kegalauan, janganlah lagi terkurung dalam perasaan. Percayalah bahwa sesungguhnya perasaan itu adalah logika yang dibuat-buat oleh otak agar kita menerima pembenaran dari setiap tindakan kita. Perasaan suka kepada lawan jenis itu tiadalah nyata sebelum janur kuning melengkung, itu hanya kamuflase dari otak yang menyusun sejumlah fakta untuk diterima logika. Karena sesungguhnya rasa cinta dan sayang itu tiada beralasan dan tiada mengenal waktu. Cobalah pikir baik-baik... Perasaan suka karena kepintaran, kecantikan, kecerdasan dan sebagainya adalah penerimaan logika untuk menyukai seseorang, akan tetapi bukan penerimaan hati. Penerimaan hati yang sebenarnya itu terjadi setelah sekian lama dan setelah saling mengenal seperti seorang ibu dan anaknya, kakak dan adiknya, cucu dan neneknya dan antar sahabat. Kalau ya sebulan, dua bulan hingga setahun itu belum tentu. Itu masih penerimaan logika. Ya seandainya kalau tidak sesuai dengan logika lagi, ya sudah...
Hahaha...
Oke, sampai disini tulisan hari ini. Entah kenapa akhir-akhir ini suka menulis hal-hal yang random.

Monday, November 04, 2013

Ketahuilah, Semua Hari Memang Indah

Semua hari itu indah bagiku dan semoga juga bagi kalian yang tengah membaca blog ini. Bukan karena apa-apa atau siapa-siapa yang hadir dalam hari-hari itu, tetapi semuanya karena kita. Yap... Karena kita dapat memaknai yang ada menjadi berarti, yang tiada menjadi bukan masalah. Setiap hari itu mampu menjadi indah bersama rasa syukur yang senantiasa tertanam di sanubari terdalam. Bukan karena uang yang melimpah, tahta yang meraja bahkan segala hal fana yang senantiasa kerap kita kejar.

Bagiku dan semoga bagi kalian hari kemarin, hari ini dan esok hari menjadi lebih indah. Karena keindahan berada di dalam hati yang terlindungi, bukan hanya dari wajah ataupun apa-apa yang terlihat di luar saja. Meski orangtua sedang tiada di sisi, sanak saudara berada jauh di negeri seberang dan tambatan hati entah berada dimana, hari ini dan seterusnya akan senantiasa indah. Setidaknya bagi kita. Tiada yang merubah melainkan keinginan yang ada sejak dahulu kala.

Bersama bentangan langit malam yang semakin membungkus atap-atap harapan dan keindahan-keindahan hari ini, kembali aku utarakan bahwa hari ini, hari kemarin dan esok adalah hari-hari yang terindah. Untuk kita dan untuk kejayaan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Hari yang indah dimana kita dapat saling mengenang segala sejarah yang pernah kita jalani bersama, bersama alam, bersama harapan dan mimpi yang senantiasa bersemayam. Ketahuilah... Bahwa setiap hari itu indah...


Depok, 4 November 2013

Sunday, November 03, 2013

Memilih Untuk Tercipta

Tiadalah yang salah untuk memilih untuk tercipta. Bukan karena apa-apa dan bukan karena ingin menjadi dewasa. Dunia takkan menua dan tiada pernah menunggu. Meski dongeng-dongeng kidung seorang puteri tetap tercerita, biarkanlah segalanya tetap ada pada tempatnya. Bukan untuk dihujat dan diagungkan, tetapi biarkanlah seperti biasa. Bagi kita yang saat ini masih berjalan beriringan meski saling berjauhan, jangan pernah lupakan harapan untuk saling kembali. Meski rasa tiada pernah meminta dan tiada pernah lekang termakan oleh waktu. Tiada yang akan kembali dan tiada yang akan saling memberi.

Ketika semuanya berlalu rasa-rasa akan menjadi sendu. Bukannya suatu hal yang tak dapat kau terima yang buat semuanya beku, tetapi semuanya pun sama-sama kelu. Takkan pernah terulang waktu dan takkan pernah kesalahan akan diperbaiki. Kisah itu tak akan kembali meski kau putar beribu-ribu. Ketika semuanya telah berlalu jangan pernah untuk kembali bercerita masa lalu. Karena kepal tangan telah tergenggam dan janji telah diikrarkan.

Biar saja begini dan begitu. Tiada yang salah dan tiada yang merugi. Karena hakikatnya kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Bukan saling mengisi bukan saling berbagi. Bukan salahku bukan salahmu karena kita sama-sama memilih untuk tercipta. Bukan untukmu bukan untukku, tetapi untuk Dia.


Depok, 3 November 2013

Entri Populer