Yelna's Hope

This website is a valuable resource that presents a wealth of professional experience and the unique point of view of Yelna Yuristiary. Yelna generously shares her insights, knowledge, and expertise, with the hope that readers can use the information to enhance their own understanding, make informed decisions, and achieve their goals.

Saturday, January 07, 2012

Angin yang Masih Sama

1991. Aku masih angin yang bertiup di sekolah ini. Aku juga masih berada disini menanti kedatangan anak-anak yang dulu pernah aku sapa dan aku belai lembut wajahnya. Tahukah kalian wahai dara-dara yang terbang di antara cemara-cemara? Kisah ini masih tetap berlanjut hingga menitipkan kembali kenangan masa silam akan keteguhan dan kekuatan anak-anak daerah untuk tetap maju. Kisahku bersama mereka berawal dari Pasir Putih dengan sekelompok pemuda belia yang saat itu masih saja memahat batu kehidupan. Kisah mereka begitu indah walau dalam keterbatasan dan kebersahajaan. Kisah ini masih kuingat ketika ‘generasi 1’ dan ‘generasi 2’ saling berbagai untuk memulai ikatan tali persaudaraan. Didampingi ‘generasi 3’ yang membawa secercah kelembutan dengan pemudi belia yang selalu terpapar senyuman dan lesung pipit di wajahnya. Tahukah kalian wahai awan yang masih berputar di angkasa yang sama? Perjalanan panjang ini tak hanya sebatas api yang berkobar kemudian dengan segera padam. Perjalanan ini layaknya gemuruh ombak yang senantiasa memecah pantai di sela-sela riuh rendahnya cericit gagak-gagak yang tengah bebas. Kisah itu masih berlanjut hingga saat ini kawan… Saat ini kelompok mereka sudah demikian banyaknya sehingga aku sendiri tak lagi mampu menghapal wajah-wajah mereka. Perjalananku tak hanya berakhir dengan ‘generasi 3’, kepergian antara kelompok satu akan digantikan dengan yang lainnya. Kepergian ‘generasi 4’, ‘generasi 5’, ‘generasi 6’, generasi 7, ‘generasi 8’, ‘generasi 9’, ‘generasi 10’ dan ‘generasi 11’ telah menyisakan segenap rasa bahagia dihatiku. Namun kepergian mereka tergantikan oleh kanak-kanak baru yang saat ini wajahnya juga taka sing bagiku. Kelak mereka juga akan pergi layaknya 11 generasi yang dulunya pernah kurasakan hangatnya persaudaraan diantara mereka. Kawan, saat ini 11 generasi hebat itu telah berdiri kembali di hadapanku dengan kesuksesan yang mereka hadiahkan untuk almamaternya yang tercinta ini. Kini dapat kulihat guratan-guratan bahagia tergambar jelas di wajah-wajah mereka dengan sebagian mimpi yang telah nyata baginya. Kini juga kulihat bakti mereka untuk kembali ke tanah kelahirannya dan mengabdikan diri seperti ‘sapta prasetia siswa’ yang senantiasa mereka lontarkan ketika upacara bendera. Saat ini kulihat janji mereka untuk kembali. Kembali mengenang perjuangan bersama, kembali menikmati lekuk-lekuk dinding bangunan yang dulunya kerap mereka acuhkan. Kini mereka kembali dengan satu kepastian. Ya… ‘Aku telah berhasil, Pak, Bu…’ Dan tersungginglah senyum dibias wajah-wajah para guru yang semakin hari semakin termakan usia. Tahukah kalian wahai ‘generasi 1’, ‘generasi 2’, ‘generasi 3’, ‘generasi 4’, ‘generasi 5’, ‘generasi 6’, ‘generasi 7’, ‘generasi 8’, ‘generasi 9’, ‘generasi 10’ dan ‘generasi 11’? Sesungguhnya ibu dan bapak gurumu teramat sangat bangga terhadap kalian. Mereka juga mendidik kelompok kanak-kanak yang tengah bersamaku sama dengan didikan yang mereka ajarkan kepada kalian. Didikan untuk menjadi pemenang dan didikan untuk tetap berusaha sekencang apapun angin yang menerbangkan mimpi-mimpi mereka. Karena mereka telah melihat bukti nyata akan kesuksesan kalian dengan didikan itu. Wahai kini 11 generasi yang telah berlalu untuk menggapai cita yang lebih jauh, aku masih angin yang bertiup yang sama dengan yang kau temui dulu. Aku masih angin yang pernah membelai wajahmu ketika kau bahagia. Aku juga angin yang pernah mengeringkan air matamu ketika kau bersedih. Satu pintaku kepada kalian semua, tetaplah menjadi pribadi sederhana yang pernah kukenal dan kembalilah ke negeri kita untuk mengabdikan diri seperti janjimu ketika menginjakkan kaki di sini.

Entri Populer